PERUBAHAN SISTEM
PERKEMIHAN PADA IBU HAMIL
A.TRIMESTER I
Pada bulan-bulan pertama
kehamilan kandung kencing tertekan, sehingga sering timbul kencing. Keadaan ini
hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul.
Pada kehamilan normal, fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi
glomerulus(glomerular filtrasion rate) dan aliran plasma ginjal meningkat pada
kehamilan. Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi
tubuh ibu yang meningkat dan juga mengekskresi produk sampah janin. Fungsi
ginjal berubah karena adanya hormon kehamilan, peningkatan volume darah, postur
wanita, aktivitas fisik dan asupan makanan. Sejak minggu ke 10 gestasi,
pelvis ginjal dan ureter berdilatasi. Ginjal pada saat kehamilan sedikit
bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm, volume renal meningkat 60 ml
dari 10 ml pada wanita yang tidak hamil. Ureter berdilatasi, perubahan fungsi
ginjal selama kehamilan mungkin dipengaruhi oleh hormon maternal dan plasenta
termasuk Adenocortikotrofik Hormonal (ACTH), ADH (Anti
Deuretik Hormon, Aldostro ,Aldosteron, Kortisol,HCS(Human
ChorionicSomatotropin)) dan hormon Tiroid. Filtrasi glomerulus meningkat
sekitar 50% selama kehamilan peningkatannya dari awal kehamilan relatif yang
tinggi sampai aterm dan akan kembali normal pada 20 minggu
postpartum.Glukosuria pada kehamilan tidak selamanya abnormal, hal ini
mungkin berhubungan dengan peningkatan kortikosteroid. Bila sering terjadi
harus diwaspadai terjadi diabetes mellitus. Peningkatan glukosa ini juga
mempermudah terjadinya infeksi pada saluran perkemihan. Protein urine secara normal
diekskresikan 200-300 mg/hari, bila melebihi 300 mg/hari maka harus diwaspadai
terjadinya komplikasi.
B.TRIMESTER II
Kandung kencing tertekan
oleh uterus yang membesar mulai berkurang, karena ureter mulai keluar dari
uterus. Pada trimeser kedua, kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari
panggul sejati kearah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung
kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukkan
oleh hyperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat
mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat
menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml.
Pada saat yang sama, pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa
ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urine.
C.TRIMESTER III
Pada akhir kehamilan
kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan sering kencing akan
timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga
terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi lancar. Pada kehamilan
tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada
pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon
rektosigmoid di sebelah kiri. Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter
mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju
aliran urine
PERUBAHAN SISTEM
PENCERNAAN PADA IBU HAMIL
Sistem pencernaan atau
sistem gastrointestinal, adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima
makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien,serta mengeluarkan sisa proses
tersebut. Selama kehamilan kebutuhan nutrisi ibu seperti vitamin dan mineral
meningkat. Nafsu makan ibu meningkat sehingga intake makanan juga meningkat.
Beberapa wanita hamil mengalami penurunan nafsu makan atau mengalami mual dan
muntah. Gejala tersebut mungkin berhubungan dengan peningkatan hormone Human
Chorionic Gonadotrophin (HCG).
Perubahan-perubahan yang
mungkin terjadi saat hamil :
A. Kavitas Mulut (Oral Cavity)
Salivasi meningkat
akibat gangguan menelan yang berhubungan dengan mual yang terjadi terutama pada
awal kehamilan. Pengeroposan gigi selama kehamilan bukan terjadi akibat
kurangnya kalsium dalam gigi namun pengeroposan gigi mungkin terjadi akibat
penurunan pH mulut selama kehamilan. Dentalcalciumis bersifat stabil dan tidak
berkurang selama kehamilan seperti halnya kalsium tulang. Hipertrophi dan gusi
yang rapuh dapat terjadi akibat peningkatan hormon estrogen. Defisiensi vitamin
C juga dapat mengakibatkan gusi bengkak dan mudah berdarah. Keadaan gusi dapat
kembali normal pada awal masa puerpurium.
B. Motilitas Gastrointestinal
Selama kehamilan
motilitas gastrointestinal mengalami penurunan akibat peningkatan hormon
progesteron yang dapat menurunkan produksi motilin yaitu suatu peptida yang
dapat menstimulasi pergerakan otot usus. Waktu transit makanan yang melewati
gastrointestinal melambat/lebih lama dibanding pada wanita yang tidak hamil.
Hal tersebut menyebabkan peningkatan penyerapan air dan sodium diusus
besar yang mengakibatkan konstipasi.
C. Lambung dan Esofagus
Produksi lambung yaitu
asam hidroklorik meningkat terutama pada trimester pertama kehamilan. Pada
umumnya keasaman lambung menurun. Produksi hormon gastrin meningkat secara
signifikan mengakibatkan peningkatan volume lambung dan penurunan pH lambung.
Produksi gastrik berupa mukus dapat mengalami peningkatan. Peristaltik esofagus
menurun, menyebabkan refluks gastrik akibat dari lamanya waktu pengosongan
lambung dan dilatasi atau relaksasi cardiac sphincter. Gastric reflux lebih
banyak terjadi pada kehamilan lanjut karena elevasi lambung akibat pembesaran
uterus. Disamping menyebabkan heartburn, perubahan posisi berbaring
seperti posisi litotomi, penggunaan anestesi berbahaya karena dapat
meningkatkan regurgitasi dan aspirasi.
D. Usus besar, usus kecil dan Appendik
Usus besar dan kecil
bergeser keatas dan lateral, apendik bergeser secara superior Lateral pada
ruang panggul. Posisi organ-organ tersebut kembali ke normal pada awal
puerpurium. Pada umumnya motilitas mengalami penurunan seperti halnya tonus
gastrointestinal yang mengalami penurunan.
E. Kandung Empedu
Fungsi kandung empedu
mengalami perubahan selama kehamilan karena hipotonia pada otot dinding kandung
empedu. Waktu pengosongan lebih lambat dan inkomplit. Empedu mengalami
penebalan dan empedu yang stasis menyebabkan formasi batu empedu.
F. Liver
Tidak terjadi perubahan
morfologi pada hati selama kehamilan normal, namun fungsi hati mengalami
penurunan. Aktifitas serum alkalin fosfatase mengalami gangguan yang mungkin
disebabkan karena peningkatan isoenzim alkalin fosfatase plasenta. Penurunan
rasio albumin/globulin terjadi selama kehamilan merupakan suatu keadaan yang
normal.
G. Kelainan-kelainan system pencernaan
saat hamil
1. Hiperemesis Gravidarum
Adalah muntah yang
terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah
yang kadang-kadang hebat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan
sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin
bahkan seperti gejala penyakit apendisistis, pyelititis dsb. Hiperemesis
gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan, yaitu:
· Tingkat I
Muntah pertama keluar
makanan, lendir dan sedikit cairan empedu dan yang terakhir keluar darah.
· Tingkat
II
Gejala lebih berat
segala yang dimakan dan di minum dimuntahkan, disertai haus hebat.
· Tingkat
III
Kondisi tingkat III
jarang terjadi, yang mulai terjadi gangguan kesadaran, muntah berkurang
atau berhenti tetapi dapat terjadi Ikterus, Sianosis, gangguan
jantung, bilirubin dan protein urea.
2. Ulkus Peptikum
Adalah suatu keadaan
adanya borok pada esophagus, lambung atau duodenum. Keadaan ini disebabkan oleh
adanya peningkatan sekresi asam lambung dan pepsin dan di jumpai adanya bakteri
Helikobakter pilori
.
3. inflammantory Bowel
Disease
Menggambarkan penyakit
Crohn dan colitis ulcerative. Penyakit crohnadalah suatu penyakit kronik yang
melibatkan usus besar. Kolitis ulserativa juga penyakit kronik yang
melibatkan kolon dan rectum
Gejala klinik penyakit
crohn adalah nyeri abdominal, diare, dan mungkin terdapat anemia dan penurunan
BB, melena, fistula, atau sepsis perianal. Sementara itu, gejala klinik kolitis
ulserativa sering dijumpai diare dan aliran mucus dan darah pada rectum.
4. Kolestasis Obstetrik
Adalah berkurangnya atau
terhentinya aliran empedu. Air kemih menjadi berwarna gelap akibat dari
bilirubin yang berlebih di dalam kulit dan air kemih. Tinja tampak pucat karena
kurangnya billirubin dalam usus. Tinja juga bisa mengandung terlalu banyak
lemak karena dalam usus tidak terdapat empedu untuk membantu mencerna lemak
dalam makanan.
5. Acute Fatty Liver(AFL)
Merupakan kelainan pada
kehamilan yang sangat jarang, tapi sangat berbahaya. Gejala klinik dan
tandanya tidak spesifik. Secara definisi, AFL adalah kegagalan hati akut dengan
pengurangan kapasitas metabolic hati. Gejala awal berupa mual, muntah, nyeri
epigastrik, dan malaise. Gejala lain yang lebih berat adalah pruritus, sakit
kepala, demam, preeklamsia, penurunan sampai koma.
6. Apendisitis Acute
Adalah suatu penyakit
radang usus buntu.Gejala dan tanda klinik:-Anoreksia, mual, muntah, perut
kembung
Demam-Nyeri perut kanan
bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas pada perutkanan bawah-Tanda Bryan: timbul
nyeri bila uterus digeser ke kanan-Tanda Alder : untuk membedakan proses
ekstrauterin dan intrauterin
7. Diare Akut
Suatu keadaan dimana BAB
> 3x /hari dengan konsistensi tinja yang cair dan berlangsung 7-14
hari.Penyebab diare akut dapat berupa mikroorganisme, toksin, obat – obatan,dan
psikis.Gejala dan tanda klinik:-Nausea, muntah, nyeri perut-Demam-Mencret >
3x/hari dengan konsistensi cair
8. Hemoroid(wasir)
Hemoroid terlihat
seperti bantalan jaringan dari varikosis vena yang merupakan insufisiensi
kronik vena yang terdapat di daerah anus. Gejalanya antara lain merasa gatal,
sakit, dan berdarah terutama sesudah BAB yang mengeras.Hemoroid dibagi menjadi
dua, yaitu:a. Hemoroid Internal pembengkakan terjadi dalam rectum, sehungga
tidak dapat dilihat atau diraba. Pembengkakan jenis ini tidak menimbulkan
rasa sakit karena hanya ada sedikit syaraf di daerah rectum
9. Konstipasi
Konstipasi ditandai
dengan adanya tinja yang keras sehingga BAB jarang,sulit dan nyeri. Konstipasi
terjadi karena diet yang kurang sehat (fibres), kurangminum, kurang aktivitas
fisik, dank arena adanya perubahan ritme atau frekuensi BAB, kehamilan dan
mungkin juga karena obat – obatan (vitamin)